Hemat Pangkal Kaya, Rajin Pangkal Pandai


Hemat Pangkal Kaya Rajin Pangkal Pandai. Yes, inilah kata bijak yang semua kita sudah faham betul maksudnya, namun tidak sangat banyak diantara kita yang benar-benar hemat dan benar-benar rajin. Dengan demikian lebih banyak pula kita yang belum kaya dan belum pandai pada bidang yang sebenarnya kita ingin. Selain itu yang perlu diingat adalah bahwa Hemat itu baru pangkalnya saja untuk kaya, dan Rajin itu pun baru pangkalnya saja agar pandai. Kita perlu berhemat dan rajin dalam arti yang lebih luas

Cewex Bugil Naek Becak


Ada seorang cewek bugil naik becak. Sepanjang perjalanan, si tukang becak sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari si cewek tersebut.
Merasa di perhatikan seperti itu, si cewek tersebut menegur “Ada apa pak, kok ngeliatnya seperti itu? belum pernah ngeliat cewek bugil apa?”
“Oh nggak mbak… Saya cuman bertanya-tanya, kira-kira nanti mbak mengeluarkan uangnya dari mana ya?”

Kamar yg Baik


Ada orang kaya yang selama hidupnya terkenal sangat pelit dan suka memeras sesama temannya. Sepuluh tahun sebelum meninggal dia berubah total menjadi orang baik dan sangat dermawan. Lebih dari seratus milyar uangnya disumbangkan untuk pembangunan mesjid, gereja panti asuhan, pokoknya hidupnya berubah 360 derajat. Pada waktu meninggal tetap aja dia harus masuk neraka karena kejahatannya tapi oleh malaikat dia diberi dispensasi. Digambarkan neraka ibarat kamar-kamar yang berderet-deret dan tiap kamar berisi siksaan yang berbeda tergantung dari dosa manusianya. Nah, karena si kaya itu juga punya kebaikan maka dia disuruh memilih kamar mana yang sekiranya terbaik menurutnya. Akhirnya pilihannya jatuh pada kamar nomor 315 dimana disitu digambarkan manusia cuma direndam air tinja sebatas dada saja. Setelah tanda tangan sebagai persetujuan + cap jempol maka masuklah si kaya ke kolam tersebut.
Si kaya mulai berendam dan tersenyum, “kalau siksaan gini aja kagak apa-apa, paling2 nahan bau aja dan masih bisa ngobrol sama orang laen.”
Lima menit kemudian terdengar suara malaikat dari mikrofon “Waktu istirahat telah selesai, silakan menyelam kembali…”

Tunggu


Di depan rumah mbah dukun:
“Mbah tolong bantu untuk menemukan dompet saya yang hilang tadi siang,” pinta seseorang kepada dukun yang terkenal bisa menemukan barang-barang yang hilang.
“Tunggu sampai besok,” bilang si mbah dukun.
“Tunggu gimana nih mbah, isi dompet saya itu ada uang, SIM, kartu kredit, dan surat-surat penting lainnya!” desak orang tersebut.
“Saya tidak bisa menemukan dompet sampean sebelum menemukan kunci kamar praktek saya yang hilang sejak kemaren.”

Sakit tu..


Suatu sore, pesta perkawinan yang seharusnya dipenuhi keceriaan tiba- tiba berantakan. Semua orang di pesta tersebut malah saling pukul- pukulan dan tendang-tendangan sampai akhirnya pihak polisi datang dan membawa semua orang di pesta tersebut untuk di interogasi.
Saat di kepolisian, semua pihak menyatakan asal mula perkelahian adalah sang pengantin pria dan pria pendampingnya. Pak polisi pun me nanyai mereka berdua.
Polisi : ” Tolong ceritakan apa yang terjadi”
Pendamping : ” Masalahnya sebenarnya sepele Pak, Saya hanya berdansa dengan pengantin wanita dan sebelumnya sudah minta ijin ke Dia (menunjuk pengantin pria)”
Pengantin Pria : ” Tapi dia kurang ajar, Pak”
Pendamping : ” Saya minta ijin untuk berdansa dengan istrinya, satu lagu.. dua lagu.. dan saat lagu ketiga tiba-tiba dia tendang “anu” istrinya dengan keras”
Pak Polisi : ” Wahh pasti sakit sekali tuh rasanya?”
Pendamping : ” Buat pengantin wanita sih enggak, tapi 3 jari tangan saya patah gara-gara tendangan itu!”

5af Nona, tolong Beri Tau Oilotnya


Sinta baru pertama kalinya naik pesawat terbang dan dia duduk dekat jendela di atas sayap. Ketika pesawat lepas landas menembus kabut tebal dan terus naik, pilot membiarkan lampu jelajahnya tetap menyala.
Selama setengah jam wanita ini memandangi lampu yang berkedip-kedip di ujung sayap dan kemudian dia membunyikan bel memanggil pramugari.
Setelah pramugari datang Sinta berkata : “Maaf, Nona, tolong beri tahu Pilot dia lupa mematikan lampu sein kanannya.”

Sepatu Kulit Buaya


Seorang perempuan sangat ingin mempunyai sepatu dari kulit buaya.
Dia pun pergi ke toko sepatu dan kecewa karena mahalnya.
“Mahal amat sih,” tanya si perempuan.
“Kalau ingin murah ya menangkap buaya sendiri sana,” kata si pemilik toko. Terinspirasi oleh perkataan si pemilik toko, perempuan tersebut pergi ke sungai besar di daerah situ sambil membawa senjata api.
Beberapa saat kemudian si pemilik toko datang dan terkagum-kagum ketika melihat tiga ekor buaya mati ditumpuk di pinggir sungai. Sementara itu si perempuan terlihat di tengah sungai sedang membidikkan senjatanya ke seekor buaya lainnya. Suara tembakan terdengar, kemudian si perempuan menyeret buaya ketempat yang baru ditembaknya ke pinggir dan kemudian menyumpah, “Sialan! Yang ini juga tidak memakai sepatu.”